Back to Blog
Indonesian 7 min read

Walkthrough 10 Tahun Sang Arsitek: Alternate History Ottoman Empire (1908-1918)

Bagaimana jika seseorang dengan pengetahuan masa depan mencoba menyelamatkan Kekaisaran Ottoman yang dijamin hancur? Ini bukan kisah heroik—ini survival thriller yang brutal.

#alternate history #ottoman empire #world war 1 #fiction #thriller #strategy

Prologue: Kekaisaran yang Dijamin Hancur

Ottoman Empire

Bayangkan ini: kamu bangun di tahun 1908, dalam tubuh seorang perwira Ottoman yang ambisius. Kekaisaran sedang sekarat—bangkrut total, dicekik utang asing, korupsi merajalela, birokrasi lumpuh, militer lemah, dan bom waktu etnis siap meledak di mana-mana.

Yang terburuk? Kamu tahu Perang Dunia I akan meletus di 1914. Kamu hanya punya 6 tahun.

Ini bukanlah kisah kepahlawanan yang bersih. Ini adalah kisah survival yang brutal. Ini adalah catatan tentang bagaimana seorang pria (atau dua jiwa dalam satu tubuh) dengan pengetahuan masa depan dan kemauan besi mencoba menyelamatkan Kekaisaran yang dijamin hancur, dalam waktu kurang dari satu dekade, dengan metode apa pun yang diperlukan.

Ini adalah “Walkthrough” Arslan-Enver Pasha.


Fase 1: Pembersihan & Dana Darurat (1908-1910)

Situasi Awal: Bangun di Neraka

Arslan-Enver (AE) “bangun” di Kekaisaran yang sekarat. Negara bangkrut total, dicekik utang OPDA (kontrol asing), korupsi merajalela, birokrasi lumpuh, militer lemah, dan bom waktu etnis siap meledak di mana-mana.

Timer berjalan: 6 tahun hingga WWI.

Krisis Pertama: Bosnia 1908

Austria-Hungary mengumumkan aneksasi Bosnia. Publik Ottoman menuntut perang. AE tahu ini bunuh diri—mereka belum siap.

Keputusan pertamanya: Menolak perang. Mengalihkan kemarahan publik ke Sultan Hamid II dan menasionalisasi aset Austria sebagai “kompensasi”. Langkah radikal pertama.

Pembersihan Brutal (1909): The Villain Move

AE sengaja membiarkan Kontra-Revolusi 1909 meletus. Para loyalis Sultan, kaum konservatif, dan pejabat korup mengangkat senjata.

Kemudian, dia menggunakan Action Army (militer loyalis) untuk menghancurkannya dalam pembantaian massal. Target pembersihan:

  • Loyalis Sultan Hamid II
  • Pasha korup
  • Birokrat yang menghambat reformasi
  • Kaum Liberal yang menentang otoritarianismenya

Ini adalah tindakan villain pertamanya: menstabilkan negara dengan teror dan menyingkirkan semua musuh internal dalam satu gerakan tunggal.

Solusi Finansial Kotor

Dia menyita SEMUA aset dari target pembersihan, menciptakan “Kas Pribadi Rahasia” (Kas Perang Bayangan).

Ini adalah bypass-nya untuk OPDA. Dia kini punya dana operasional rahasia untuk mendanai rencananya tanpa persetujuan birokrasi korup atau bankir asing.

Lesson 1: Kadang untuk menyelamatkan sistem, kamu harus menghancurkannya terlebih dahulu.


Fase 2: Persiapan & “Kekalahan” Terencana (1910-1913)

Prioritas Ganda: Proyek Gila

Dengan dana rahasis, AE meluncurkan dua proyek gila:

1. Benteng Thrace

  • Perbaikan jalan besar-besaran
  • Penggalian parit (seperti WWI, tapi 5 tahun lebih awal!)
  • Benteng beton di Thrace/Selanik
  • Sistem logistik modern

2. Mesin Uang Rahasia

  • Perusahaan tambang samaran
  • Menjual kromium/tembaga ke Jerman
  • Menghasilkan leverage politik dan profit masif

Gangguan Italia (1911): Sacrificing Libya

Italia menyerang Libya. Publik menuntut pasukan dikirim.

AE menolak. Dia mengorbankan Libya, mengubahnya menjadi perang proksi via Mandat Senussiya (yang sudah dia siapkan sebelumnya).

Dia menggunakan perang ini sebagai:

  • Alat propaganda Jihad global (menarik dukungan Muslim)
  • Alasan untuk mempercepat persiapan militer di Balkan
  • Testing ground untuk taktik modern

Lesson 2: Kadang kehilangan satu wilayah adalah harga untuk menyelamatkan keseluruhan.

Perang Balkan (1912): The Meat Grinder

Liga Balkan (Serbia, Bulgaria, Yunani, Montenegro) menyerang. Semua analis internasional memprediksi Ottoman akan hancur dalam 3 bulan.

Mereka salah.

Berkat persiapan brutalnya:

  • Jalan modern memungkinkan mobilisasi cepat
  • Parit dan benteng mengubah front Thrace/Selanik jadi neraka atrisi
  • Senjata modern (MG08, Mauser) menghancurkan serangan gelombang manusia
  • Konsentrasi pasukan di poin vital

Front Thrace/Selanik BERTAHAN dalam perang atrisi yang mengerikan (Çatalca/Edirne). Front lain stabil (proksi Albania, medan gunung). Musuh kehabisan darah dan terhenti.

Manuver London (1913): The Sabotage

Di Konferensi Damai London, AE memainkan permainan kotor:

  1. Menanam “Bom Etnis” - membocorkan data “rahasia” tentang kesepakatan pembagian wilayah
  2. Memicu kecurigaan antar anggota Liga Balkan
  3. Duduk manis sambil menonton mereka membantai satu sama lain di Perang Balkan Kedua

Kemenangan “Kotor”: The Payoff

Saat Liga Balkan hancur dan bangkrut, AE datang sebagai “penengah” dan menagih:

  • Perbatasan Thrace/Selanik diakui
  • Reparasi Emas MASIF dari semua pihak
  • Puluhan ribu POW → Tenaga Kerja Paksa untuk proyek infrastruktur

Lesson 3: Musuhmu saling bunuh adalah kemenangan tanpa biaya.


Fase 3: “Walkthrough” Perang Dunia I (1914-1918)

AE kini punya:

  • Emas Balkan (dari reparasi)
  • Tenaga Kerja Paksa POW (puluhan ribu)
  • Momentum politik yang kuat

Dia menggunakan ini untuk:

  • Menyelesaikan Jebakan Gallipoli (ranjau laut, artileri tersembunyi, posisi bertahan yang sempurna)
  • Memulai proyek logistik rahasia untuk rute Sinai (jalur rahasia menuju Mesir)

Netralitas Palsu (1914): The Merchant of Death

WWI meletus. Semua orang mengira Ottoman akan ikut perang.

AE menolak. Dia menyatakan netralitas.

Dia memanipulasi Insiden Goeben/Breslau (membeli kapal perang Jerman, tapi mengembalikan krunya) untuk menjaga netralitas sambil membangun goodwill dengan Jerman.

Kemudian, dia melakukan sesuatu yang genius dan kotor:

Menjual sumber daya ke KEDUA BELAH PIHAK.

  • Kromium dan tembaga ke Jerman (untuk senjata)
  • Makanan dan bahan mentah ke Entente (via proxy)
  • Harga gila-gilaan karena semua orang desperate

Profitnya digunakan untuk pembelian senjata final: Mauser, MG08, artileri modern.

Lesson 4: Dalam perang, netralitas adalah bisnis terbaik.

Jebakan Gallipoli (1915): The Trap

Winston Churchill yang arogan dan meremehkan Ottoman, menyerang negara netral.

Serangan laut: Hancur total oleh jebakan ranjau yang sudah disiapkan bertahun-tahun.

Pendaratan darat: AE SENGAJA MEMBIARKAN mereka mendarat, lalu menutup jebakan. The ANZAC dan British troops terperangkap di “killing zone” yang sudah diperhitungkan.

Bulan demi bulan, atrisi brutal. Musuh kehilangan puluhan ribu nyawa untuk lahan yang tak berarti.

Pemerasan Global (1916): The Ultimate Hostage

AE menggagalkan evakuasi rahasia Entente. Puluhan ribu POW (ANZAC, British, French) terperangkap.

Dia menyandera mereka dan memeras Entente dengan tuntutan:

  1. Reparasi Emas MASIF
  2. Penarikan Inggris dari Pesisir Arab
  3. Pengakuan wilayah Ottoman

Entente yang terhina dan di bawah tekanan publik domestik (keluarga POW), terpaksa setuju.

Lesson 5: Leverage adalah segalanya. POW adalah mata uang paling berharga.

Aksi Final (1917): The Kingmaker

Saat Revolusi Rusia meletus, AE langsung mengkhianati netralitasnya dengan timing sempurna:

1. Invasi Kaukasus

  • Didukung propaganda Jihad
  • Merebut minyak Baku dengan korban minimal
  • Mengamankan sumber energi untuk dekade mendatang

2. Sabotase Terusan Suez

  • Operasi rahasia oleh Teşkilât (intel agency)
  • Melumpuhkan supply line Entente

3. Invasi Mesir

  • Via jalur logistik rahasia Sinai (yang sudah disiapkan 3 tahun!)
  • Didukung pemberontakan Jihad internal
  • Merebut Mesir & Suez

4. Nasionalisasi & Batalkan Utang

  • Menggunakan status perang untuk merebut Bank Ottoman
  • Membatalkan utang OPDA ke Entente
  • Financial independence achieved

Sang Kingmaker (1918): The Shadow Puppeteer

AE mengintervensi WWI secara tidak langsung:

  • Telegram rahasia ke Jerman: Mencegah Unrestricted Submarine Warfare → Amerika tetap netral lebih lama
  • Aliran minyak Baku tak terbatas untuk Kaiserschlacht (Spring Offensive)
  • Perang proksi di Afrika Utara → Memecah pasukan Prancis

Jerman & Ottoman MEMENANGKAN WWI.


Epilog (1919): Tatanan Dunia Baru

Perjanjian Damai Istanbul adalah diktat Enver Pasha.

Dia mengamankan semua kemenangannya:

  • ✅ Kaukasus & Minyak Baku
  • ✅ Mesir & Suez
  • ✅ Pesisir Arab
  • ✅ Kemerdekaan finansial
  • ✅ Militer modern
  • ✅ Status sebagai Kekuatan Super Global

Kekaisaran Ottoman kini adalah Kekuatan Super Global baru, kaya minyak, kuat, dan ditakuti.


But Wait… This Isn’t the End

Kemenangan ini menciptakan:

Musuh Abadi:

  • Inggris & Prancis yang penuh dendam
  • Gerakan independen di wilayah Arab
  • Internal resistance dari etnis minoritas

Rival Baru:

  • Jerman yang kini juga super kuat
  • Persaingan ekonomi & militer
  • Cold War seeds

Pekerjaan Rumah yang Menanti:

  • Rekonstruksi ekonomi
  • Menstabilkan etnis minoritas
  • Modernisasi sosial
  • Mempersiapkan Cold War baru
  • Mengelola ekspektasi publik yang membubung

Arslan-Enver menang… tapi dia tidak akan pernah bisa beristirahat.


Refleksi: The Price of Victory

Ini adalah alternate history tentang survival dengan cara apa pun yang diperlukan.

Pelajaran dari “Walkthrough” ini:

  1. Timing is everything - 6 tahun preparation changed everything
  2. Ruthlessness kadang perlu - Pembersihan 1909 was necessary evil
  3. Play both sides - Neutrality as business strategy
  4. Sacrifice the few for the many - Libya, POW, collateral damage
  5. Information is power - Future knowledge was the ultimate cheat code
  6. Victory has a price - Eternal vigilance & new enemies

Question for readers: Jika kamu punya kesempatan yang sama, apakah kamu akan melakukan hal yang sama? Apakah ends justify the means?


Ini adalah eksplorasi fiksi alternate history. Tidak ada glorifikasi terhadap kekerasan atau imperialisme. Ini adalah thought experiment tentang strategi, timing, dan konsekuensi dari keputusan sulit dalam situasi desperate.

Next: Mungkin akan ada sequel tentang Cold War era atau internal challenges rebuilding the empire. Stay tuned! 🔥